Di dalam diriku ada rumah
yang tak bisa disentuh siapa pun,
tempat segala tanya
beristirahat dalam diam.
Aku duduk di ambang pintunya hari ini,
melepas sepatu penyesalan,
menggantungkan jas harapan
dan menyalakan pelita kesadaran.
Tak perlu banyak kata.
Hanya detak jantung
dan bisikan jiwa
yang berbicara dalam bahasa
yang hanya aku dan Tuhan
saling mengerti.
Segala yang kucari di luar,
telah lama mengetuk dari dalam.
Segala yang ingin kudapat,
sedang menunggu untuk dilepaskan.
Hari ini aku belajar
bahwa pulang itu bukan ke tempat,
melainkan ke keadaan hati
yang tak lagi melawan hidup,
tapi menerima, memeluk,
dan merelakan
dengan cinta yang bertumbuh
tanpa syarat.
Social Media